Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibuat dalam suatu organisasi dengan tujuan menguji dan mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan organisasi. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan pertanggungjawaban yang efektif
engertian Audit Internal,
Tujuan, & Tips Menerapkannya
18 Okt 2023 Ditulis oleh: Redaksi OCBC NISP
Audit internal adalah kegiatan
mengevaluasi laporan akuntansi dan kinerja keuangan secara internal perusahaan.
Kenali tujuan dan tips menerapkannya
Sebelum menerbitkan laporan
keuangan untuk stakeholder, perusahaan perlu mengajukan terlebih
dulu laporan tersebut dalam beberapa tahapan audit, salah satunya adalah
internal audit. Seperti namanya, audit internal adalah proses pemeriksaan,
verifikasi, dan uji layak laporan akuntansi yang dilakukan oleh auditor dalam
perusahaan itu sendiri.
Meski dilakukan oleh “orang
dalam”, proses internal audit tidak boleh dikendalikan bisnis pengampunya.
Sebab nantinya, laporan hasil audit internal akan kembali diserahkan pada
auditor eksternal untuk melalui proses pemeriksaan selanjutnya. Ingin tahu lebih
lengkapnya soal topik ini? Simak penjelasan di bawah ini sampai habis ya!
Apa Itu Audit
Internal?
Secara definitif, audit
internal adalah proses penilaian dan evaluasi terhadap pengelolaan bisnis oleh
manajemen perusahaan, termasuk bagaimana kinerja finansial dan proses pelaporan
akuntansinya disusun. Tujuan internal audit adalah supaya laporan kinerja suatu
perusahaan tidak mengandung cacat, baik dari segi administratif maupun
intrinsiknya.
Selain memberi nilai dan
evaluasi, seorang auditor internal biasanya juga akan memberi masukan-masukan
apabila laporan kinerja (terutama berkaitan keuangan) mengandung hal-hal
berpotensi menurunkan reputasi bisnis. Sehingga saat laporan dibawa ke tahap audit
eksternal, perusahaan akan terbebas dari risiko menerima opini audit final yang
kurang baik.
Fungsi Internal
Audit
Setelah membahas apa itu audit
internal, kali ini kita akan membahas fungsinya bagi perusahaan, di antaranya:
1. Memastikan Pengeluaran Biaya dalam Batas Wajar
Fungsi pertama audit internal adalah memastikan kas keluar perusahaan memiliki
jumlah yang wajar dan sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, dalam proses auditing,
auditor internal juga akan meminta divisi keuangan menyetorkan bukti transaksi
seperti nota, wesel, tanda terima kas, dan sebagainya. Apabila ada kejanggalan
dari salah satu transaksi, auditor bisa langsung meminta pertanggungjawabannya
pada manajemen.
2. Memastikan Kinerja Keuangan Perusahaan Sesuai Standar
Fungsi internal audit berikutnya adalah memastikan laporan keuangan perusahaan
tersusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Apabila ada
jurnal atau neraca dengan nama akun tidak sesuai PSAK, auditor bisa meminta
manajemen memperbaiki laporan tersebut.
3. Menjamin Mutu dan Integritas dari Suatu Laporan
Keuangan
Selain dari segi administratif seperti PSAK, fungsi internal audit yang lainnya
adalah demi menjamin integritas dan kualitas dari laporan keuangan perusahaan.
Apabila ada data yang tampak janggal atau tidak jelas dari mana asalnya,
auditor internal diperkenankan melakukan penyelidikan langsung ke pihak-pihak
terkait data janggal tersebut.
4. Memberikan Masukan Perbaikan Sebelum Proses Audit
Eksternal
Internal audit adalah proses yang ketat dan penuh ketelitian. Meski demikian,
segala masalah dan kesalahan pencatatan selama tahap audit ini hanya akan jadi
konsumsi internal manajemen saja. Lain halnya dengan proses audit eksternal
yang bisa meresikokan profesionalitas dan nama perusahaan.
Oleh karena itu, selama proses
internal audit, seorang auditor biasanya akan berupaya memberikan masukan
selengkap dan sedetail mungkin kepada manajemen. Supaya saat disetor pada
auditor eksternal, laporan manajemen terbebas dari kesalahan perhitungan dan
berbagai masalah lainnya.
Tujuan Internal
Audit
Seorang auditor memiliki
beberapa pedoman internal audit yang menjadi tujuan utamanya saat melakukan
proses auditing, di antaranya:
1. Completeness
Tujuan pertama audit internal adalah completeness, yaitu
kelengkapan data yang dicantumkan manajemen dalam laporannya. Sebelum
memberikan verifikasi pada laporan manajemen, auditor internal wajib melihat
apakah laporan tersebut telah disusun dengan informasi lengkap tanpa ada
pengurangan.
2. Accuracy
Tujuan berikutnya internal audit adalah untuk memastikan laporan manajemen
akurat dan sesuai realita di lapangan. Apabila menurut auditor internal data
tersaji kurang akurat, auditor tersebut berhak melakukan penyelidikan mendalam
hingga menemukan data yang benar-benar tepat.
3. Existence
Selain komplit dan akurat, auditor internal juga perlu memastikan data dalam
laporan manajemen benar-benar ada, bukan “diada-adakan”. Poin existence ini
merupakan salah satu pedoman audit internal paling penting untuk menghindari
perilaku oknum dalam perusahaan.
4. Valuation
Tujuan keempat audit internal adalah untuk memastikan laporan keuangan
manajemen sesuai dengan PSAK. Oleh karena itu, selain harus sudah memiliki
sertifikasi, seorang auditor juga wajib lulus pemahaman mengenai
standar-standar akuntansi.
5. Classification
Tujuan terakhir dilaksanakannya internal audit adalah guna memastikan akun-akun
dalam laporan keuangan tersusun dengan benar dan sesuai tempatnya, tidak
tercampur atau tertukar dengan akun lainnya.
Langkah Langkah
Audit Internal
Setelah membahas apa itu audit
internal, fungsi, dan tujuannya, di bawah ini ada langkah langkah audit
internal paling umum dilakukan bisnis, yaitu:
1. Perencanaan Jadwal dan Proses Audit
Langkah langkah internal audit yang pertama adalah merencanakan jadwal audit
serta menentukan bagaimana alur pelaksanaannya. Di tahap ini, auditor internal
wajib berkoordinasi dengan manajemen (atau perwakilannya) tentang sesering apa
mereka bisa melakukan sinkronisasi internal sebelum jadwal audit eksternal
tiba.
2. Pelaksanaan Proses Audit
Langkah berikutnya untuk melakukan audit internal adalah dengan melaksanakannya
secara kontinu hingga laporan keuangan manajemen diperiksa dengan sempurna.
Proses pelaksanaan audit semacam ini tidak harus tiap hari. Perwakilan
manajemen dan auditor bebas menentukan durasi dan intensitas waktu pelaksanaan
audit, misalnya 2 minggu sekali, 1 bulan sekali, dan sebagainya.
3. Penyusunan Laporan
Setelah proses pelaksanaan internal audit dinyatakan selesai, selanjutnya
auditor internal bertugas menyusun laporan hasil audit internal. Nantinya,
hasil tersebut perlu disampaikan ke pihak manajemen untuk pengambilan keputusan
selanjutnya.
4. Pengambilan Tindak Lanjut
Dalam proses auditing, auditor internal barangkali telah menemukan
beberapa miskalkulasi, inkonsistensi penulisan, hingga data mencurigakan.
Setelah laporan hasil internal audit diserahkan, auditor bisa memberikan saran
dan imbauannya pada manajemen agar segera membenahi kesalahan dalam laporan
keuangannya.
Tips Menerapkan
Internal Audit dalam Perusahaan
Sekarang, Anda sudah cukup
paham bukan apa itu auditor internal? Jika iya, berarti Anda sudah siap
melakukan internal audit pada perusahaan! Tapi sebelum itu, ada beberapa tips
menerapkan auditing agar prosesnya efisien, yaitu:
1. Auditor Punya Kedudukan Independen
Tips pertama menerapkan audit internal adalah dengan meletakkan auditor di luar
struktur komando perusahaan. Dalam pelaksanaan tugasnya, auditor wajib bersikap
independen. Ia dilarang menerima perintah atau intervensi dari siapapun, bahkan
pihak direksi sekaligus.
2. Job Description Auditor Harus Jelas dan Tegas
Auditor internal idealnya memiliki batas tugas yang jelas sebagai pemeriksa
keuangan. Oleh karena itu, seorang auditor dilarang memiliki rangkap jabatan di
divisi lain dalam perusahaan tempatnya bekerja, misalnya merangkap jadi divisi
keuangan, sekretaris, atau komisaris.
3. Berdasarkan Pada Pedoman Audit Internal yang Berlaku
Jika ingin proses internal audit perusahaan Anda lancar, pilihlah auditor yang
telah memiliki sertifikasi audit internal seperti ICA, ISO, dan sebagainya.
Selain itu, pastikan auditor pilihan Anda memahami pedoman audit internal yang
berlaku secara universal saat ini, agar laporan hasil auditnya mudah dipahami
auditor eksternal.
4. Manajemen dan Direksi Bersikap Kooperatif Saat Proses
Audit
Selain dari sisi auditor, manajemen dan direksi perlu bersikap kooperatif (mau
bekerja sama) selama proses audit berlangsung. Manajemen ataupun direksi
dilarang secara sengaja menutup-nutupi informasi dari auditor internal,
terutama yang berkaitan dengan keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar